Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 7°.11′.20″ sampai 7°.36′.24″ garis lintang selatan (LS), serta 109°.44′.08″ sampai 110°.04′.32″ garis bujur timur (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah (Semarang) dan 520 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta) berada pada rentang 250 dpl – 2.250 dpl dengan dominasi pada rentang 500 dpl – 1.000 dpl sebesar 50% (persen) dari seluruh areal, menjadikan ciri dataran tinggi sebagai wilayah Kabupaten Wonosobo dengan posisi spesial berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan berada di antara jalur pantai utara dan jalur pantai Selatan. Jaringan Jalan Nasional ruas jalan Buntu – Pringsurat memberi akses dari dan menuju dua jalur strategis nasional.

peta wonosobo

Luas Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah 98.468 hektar atau 984,68 km2 ,atau 3.03 % (Persen) dari luas Jawa Tengah, dengan komposisi tata guna lahan tanah sawah mencakup 18.909,72 ha (18,99 %), tanah kering seluas 55.140,80 ha (55,99 %), hutan negara 18.909,72 ha (19,18 %), perkebunan negara/swasta seluas 2.764,51 ha (2,80 %) dan lainnya seluas 2.968,07 ha (3,01 %). Kondisi Wonosobo yang subur sangat mendukung untuk pengembangan pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat Wonosobo. antara lain Padi, Teh, Tembakau, kopi dan berbagai jenis sayuran

Wilayah Wonosobo menjadi salah satu wilayah yang mempunyai ciri khusus dalam perkebunan kopi khususnya kopi Arabica. Kopi Arabika tumbuh di daerah di ketinggian 700-1700 m dpl dengan suhu 16-20 °C, beriklim kering tiga bulan secara berturut-turut. Kopi jenis ini cocok untuk ditanam di Wonosobobo.  Jenis kopi arabika dari segi perawatan dan pembudayaan kopi arabika memang butuh perhatian lebih dibanding kopi Robusta atau jenis kopi lainnya. Di Wonosobo, kita dapat menemukan sebagian besar perkebunan kopi arabika di daerah sebagai berikut :

uwong

  1. Di Kawasan Gunung Sindoro dan Sumbing pengembangan Kopi Arabika dimulai pada Tahun 1990 yaitu pada dana APBN dengan kegiatan Pengembangan Wilayah Khusus dengan Komoditas Kopi Arabika untuk Kabupaten Wonosobo mendapatkan alokasi pengembangan seluas 890 Ha yang di pusatkan di wilayah Kecamatan Mojotengah sebanyak 7 Desa ( Desa Sukorejo, Mojosari, Derongisor, Dero Duwur, Slukatan, Kebrengan, Wonokromo ) dan satu desa diwilayah Kec. Garung yaitu desa Tegalsari.
  2. Tahun 1991 s/d 1996 Kopi Arabika dikembang melalui APBD 1 maupun APBD II yang luasnya mencapai 700 Ha yang tersebar desa – desa di Kecamatan Kalikajar, Kertek, Garung dan Kec. Watumalang.
  3. Tahun 1997 melalui dana APBN (OECF) dikembang Kopi Arabika seluas 500 Ha Kec. Watumalang. Namun beberapa tahun ini tanaman kopi mulai beralih ke tanaman salak.
  4. Tahun 1998 s/d 1999 Pengembangan Kopi Arabika Jenis Kate oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melalui APBD I luasnya mencapai 200 Ha dan APBD II luasnya mencapai 150 Ha yang dikembangkan baik oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Wonosobo maupun oleh Dinas Kehutanan atau RLKT pada waktu itu adapun lokasi pengembangan masih disekitar desa dan Kecamatan Kalikajar, Kertek dan Kec. Garung.
  5. Pada tahun 2000 s/d 2003 Pengembangan Kopi Arabika dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melalui 2 Kegiatan yaitu :
    1. Kimbun 300 Ha di wilayah Kec. Kertek dan Kalikajar, Sapuran dan sebagian kecil di Kecamatan Kepil.
    2. PMUP (Pengembangan Model Usaha Tani Partisipasi 350 Ha diversifikasi dengan Ternak (Sapi dan Domba ) di wilayah Kec. Kejajar ( Desa Serang, Kreo, dan desa Buntu masing – masing 100 Ha ) dan Desa Tlogo Kec. Garung seluas 50 Ha.
  6. Tahun 2004 s/d 2007 Pengembangan Kopi Arabika Jenis Andongsari melalui Dana APBD I maupun APBD II yang luasnya mencapai 250 Ha tersebar di 7 Kecamatan yaitu : Mojotengah, Garung, Kejajar, Watumalang, Kalikajar, Kertek dan Sapuran )
  7. Tahun 2008 s/d 2012 Pengembangan Kopi Arabika melalaui 3 Kegiatan yaitu :
    1. APBN melalui Kegiatan PLA ( Pengelolaan Lahan dan Air ) seluas 300 Ha dialokasikan di Kec. Mojotengah, Kertek dan Kalikajar, Garung.
    2. Melalui Bagi Hasil Cukai baik dari Dinas Perkebunan Provinsi maupun Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Wonosobo yang luasnya mencapai 155 Ha.
    3. Dana Aspirasi yang luasnya mencapai 100 Ha yang dialokasikan di Kawasan Sindoro Sumbing Terdiri dari 10 Kelompok di 10 Desa Kec. Kalikajar, Kertek, Kec. Garung
  8. Tahun 2011 Sekitar 250 hektar areal perkebunan di lereng Gunung Sindoro yang terletak di perbatasan Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah ditanami 90.000 bibit kopi jenis arabica.
  9. Tahun 2013 dikembangkan melalui Dana APBN melalui Kegiatan Optimasi Lahan seluas 160 Ha dan yang akan dialokasikan di kawasan IG Kopi Arabika yaitu di Kelompok Tani “ Bina Sejahtera “ Desa Bowongso, Kec. Kalikajar Wonosobo. Dan Kegiatan lainnya seperti APBD 1, APBD II, DBHCT, Aspirasi sekitar 300 Ha
  10. 12 November 2016, Kawasan wisata alam Bukit Seroja di Desa Tlogo, Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu, ditanami sebanyak 7.000 bibit kopi oleh anggota Kodim 0707/Wonosobo. Penanaman bibit kopi ini untuk mengoptimalkan potensi serta menjaga ekosistem objek wisata yang menawarkan panorama alam menakjubkan ini,” kata Dandim Wonosobo Letkol CZI Dwi Hariyono di Wonosobo,
  11. 27 September 2017 Upaya warga Desa Mlandi, Kecamatan Garung, Kab. Wonosobo dalam menyambut perbaikan jalur alternatif Dieng. Hal itu terbukti ketika sedikitnya 1.000 bibit kopi ditanam oleh warga setempat bersama organisasi sosial dan beberapa instansi seperti LPTP-AQUA, PUSPA Wonosobo, Kita Institute dan Remaja Aktif Kongsi (REAKSI) untuk mempercantik suasana perjalanan menuju Dieng

Sumber :

Sumber dari berbagai pihak dengan beberapa perubahan

Ayo Chat
Chat dengan kami
Hai
Ada yang bisa kami bantu?