Kalau kita pikir ternyata Wonosobo itu kaya akan tanahnya lho.. ada tanah Andosol, Tanah Regosol, Tanah Podsolik. Semua itu ada di Wonosobo yang memberikan warna pada tanaman yang di tanamnya. Di mulai dari tanah andosol. Tanah ini merupakan jenis tanah yang berasal dari material erupsi gunung berapi, sehingga tak heran jika penyebarannya terkonsentrasi di dataran tinggi mulai dari ketinggian 600 meter hingga 2000 meter dpl, namun ada pula tanah andosol pada dataran rendah di beberapa wilayah dengan ketinggian hingga 500 meter.
Karena bersifat subur, tanah ini banyak dimanfaatkan oleh orang untuk budidaya pertanian, Di Wilayah Wonosobo, Tanah ini terdapat di Kecamatan Kejajar, sebagian Kecamatan Garung, Kecamatan Mojotengah, Kecamatan Watumalang, Kecamatan Kertek dan Kecamatan Kalikajar.

Kultur dari tanah ini agak bergelombang lebih cocok untuk ditanami sayuran untukdaerah kejajar seperti pertanian kubis, daun bawang, kentang dan holtikultura, sementara untuk lahan dengan kemiringan cukup tinggi lebih bagus ditanami tanaman perkebunan seperti kopi, kayu manis, kina, teh dan tanaman perkebunan lainnya.
Di wonosobo dari tanah andosol ini sudah mulai dibudidayakan perkebunan kopi seperti daerah slukatan Mojotengah, Daerah ini mulai terkenal dengan karakteristik kopinya yang berbeda dengan derah lain. Nama slukatan sudah mulai dikenal di pecinta kopi, sebagai salah satu kopi khas wonosobo.
Sementara untuk wilayah Kalikajar sudah terkenal terlebih dahulu kopi dari Desa Bowongso. Kopi ini memiliki ciri khusus yaitu tidak bisa diolah diluar desa tersebut. Sebab bila itu terjadi citarasa dari kopi Bowongso akan hilang dan rasanya tidak unik lagi. Sebab itulah, apabila ada pameran, kopi ini akan tetap diolah di Bowongso dan baru dipasarkan di Wonosobo dan sekitarnya.

Selain itu karena pemandangan wilayah sekitar penggunungan maka dapat dijadikan lokasi Agrowisata dan akan mendatangkan banyak wisatawan seperti di Dataran Tinggi Dieng yang masih masuk wilayah kecamatan Kejajar.