Ternyata tak seperti di Indonesia yang menikmati kopi bisa kapan saja, di Ethiopia kopi berperan penting pada upacara masyarakat di sana.
Ethiopia selain dikenal sebagai penghasil kopi Arabika, ternyata punya cara sendiri dalam menikmati kopi. Diawali dengan ritual minum kopi. Dalam ritual ini, semuanya harus dilakukan secara manual tanpa penggunaan mesin. Proses pertama adalah pemilihan biji kopi matang terlebih dahulu, memilih biji kopi yang bagus. Setelah itu, biji kopi disangrai hingga kecoklatan menggunakan tungku api. Biji kopi lalu ditumbuk. Kegiatan menumbuk kopi harus dilakukan oleh perempuan, tidak diperbolehkan untuk laki-laki. Setelah ditumbuk, akan ditambahkan air panas. Setelah itu,kopi dimasukkan ke dalam teko atau ceret. cerat khusus untuk kopi yang disebut jebana dan disandingkan dengan popcorn sebagai teman minum kopi.

Teko atau ceret yang digunakan untuk terbuat dari tanah liat yang diletakan di atas arang panas. Kopi kemudian diletakkan dalam cangkir dan dibagikan kepada orang-orang yang ada. Sehingga dapat diketahui bahwa para wanita menyiapkan minuman dengan waktu berjam-jam, mulai dari memanggang biji kopi sampai menyajikannya untuk keluarga serta para tamu.

Kopi yang bagus menurut orang Ethiopia harus berwarna coklat saat disajikan. Ini menandakan jika racikan kopi sudah pas. Prosesnya sudah baik, dari pemilihan, sangrai, hingga penumbukan biji kopi. Dalam menikmati kopi, orang Ethiopia tidak menambahkan gula karena kopi arabika sudah terasa manis. Orang Ethiopia minum kopi untuk melakukan musyawarah, sambil membahas sebuah permasalahan, kopi akan menemani. Kopi bisa diminum kapan saja, tetapi harus melalui ceremonial terlebih dahulu agar mendapat kenikmatan kopi.